oleh Prima Sp Vardhana
MUNGKIN demikian sulitnya untuk menemukan seorang jaksa jujur di lingkungan Gedung Bundar, yang layak mengisi kursi Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) tinggalan Kemas Yahya Rahman yang terjungkal akibat “Skandal Suap Rp6 Miliar dari Jaksa Urip Tri Gunawan”.
Apa karena di Gedung Bundar banyak memiliki jaksa dengan kemampuan yang setingkat, seangkatan dalam jenjang jabatan. Atau Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Kejaksaan Agung, ingin menghargai dan merepotkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sehingga mereka kirimkan tiga jaksa senior sebagai kandidat pengisi jabatan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus). Paling lambat Senin (31/3), ketiga nama jaksa tersebut telah diajukan ke Presiden Yudhoyono untuk dipilih satu nama sebagai pengganti Kemas.
Tiga nama yang masuk bursa itu adalah Sekretaris Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Masyhudi Ridwan, Sekretaris Jaksa Agung Pengawasan (Jamwas) Halius Hosen, dan Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan (Kapusdiklat) Kejagung Marwan Efendi.
Saat dikonfirmasikan kepada Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Wisnu Subroto, jaksa dengan postur tinggi besar tersebut tidak membantah. Ia bahkan menjelaskan, ketiga nama yang dipilih Baperjakat adalah calon yang paling memenuhi kriteria. Lebih utama lagi ketiganya memenuhi parameter untuk menjabat Jampidsus saat ini.
Wakil Jaksa Agung Muchtar Arifin yang menjadi ketua Baperjakat, mengatakan bahwa calon yang dipilih Baperjakat berasal dari Sekretaris Jaksa Agung Muda (Ses JAM) dan pejabat di luar Ses JAM. “Calonnya, ada Ses JAM dan ada yang tidak,” tegas Muchtar.
Ditambahkan Muchtar, ketiga calon terpilih adalah calon terbaik. “Itu sudah yang terbaik yang kita ajukan. Mudah-mudahan, harapan kita yang terbaik,” lanjutnya.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, BD Nainggolan pun juga mengatakan bahwa tiga nama calon Jampidsus yang telah dipilih Baperjakat adalah pejabat eselon II di lingkungan Kejaksaan. Pejabat eselon II di jajaran Kejaksaan adalah Sekretaris JAM, Direktur dan Inspektur, Kepala Pusdiklat, Kepala Puspen dan Kepala Pusat Informasi Statistik dan Kriminal (Instakrim).
Nainggolan menjelaskan, bahwa sebelum terpilih tiga nama, Baperjakat melakukan profile assessment terhadap lima calon. Selain Marwan, Halius Husen dan Masyhudi Ridwan, sumber Persda Network menyebutkan bahwa dua nama calon yang tidak terpilih adalah Jamintel Wisnu Subroto dan Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) Untung Udjie Santoso.
Wisnu mengaku, kalau dirinya tidak mau dicalonkan menjadi Jampidsus. “Nggak-lah. Kan saya sudah JAM, masak dipilih jadi JAM lagi,” tegas Wisnu.
Untung Udji Santoso yang ditemui saat meninggalkan kantornya pada Rabu (19/3) sore mengaku, kalau dirinya tidak maju dalam bursa calon Jampidsus. “Nggak..nggak.., bukan saya,” ujar Untung sambil memasuki mobil dinasnya.
Bapak kan sudah menghadap Wapres Jusuf Kalla? “Bukan, kita datang itu urusan lain. Nggak ya..,” ujarnya sambil tersenyum.
Masyhudi Ridwan saat dikonfirmasi atas pencalonan dirinya, malah tertawa lebar. “Kok sudah tahu,” ujarnya sambil tertawa. “Doakan ya,” sambung mantan Kepala Kejati Sulawesi Selatan ini.
Sementara Halius Hosen yang dikonfirmasi terpisah, mengaku belum mendengar gosip kalau namanya masuk tiga besar calon Jampidsus. Namun ia belum mendapat informasi pasti dari pimpinannya.
“Wah, saya malah belum tahu, hanya dengar-dengar saja. Wartawan kan biasanya lebih tahu. Kalau benar, doakan ya,” ujar mantan Kepala Kejati Jawa Barat ini.
Hanya Marwan Efendy saja yang tidak dapat dikonfirmasi. Beberapa waktu lalu, saat ditanya kesiapannya menjadi Jampidsus, Marwan malah
tertawa lebar. “Ha..ha..ha.., kamu ini bisa saja,” ujar Marwan. @