Archive for the ‘FILM’ Category
2012, Sepenggal Kisah Quraan ala Hollywood
In FILM on 16 November 2009 at 4:14 PMLaskar Pelangi Siap Guncang FFI Fukuoka
In FILM on 17 September 2009 at 4:09 AM
FILM Laskar Pelangi peraih banyak penghargaan di dalam negeri maupun di luar negeri, akan menjadi salah satu film yang diputar Ldi Festival Film Internasional Fukuoka 2009, Jepang.
Sutradara film Laskar Pelangi Riri Riza yang dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu, mengatakan, karena dirinya harus menyelesaikan proses pembuatan film kedua Andre Hirata yaitu “Sang Pemimpi” maka dia tidak bisa berangkat ke festival yang dimulai pada 18 September.
“Yang akan hadir mewakili itu Ikranegara (pemeran Pak Harfan) dan Andrea Hirata (penulis novel “Laskar Pelangi`). Besok malam mereka akan berangkat,” kata Riri.
Laskar Pelangi yang bercerita mengenai perjuangan 10 anak Belitung untuk bersekolah itu telah diputar di beberapa negara di lima benua.
“Kemarin, Laskar Pelangi baru saja di putar di Harare, Namibia. Sebelumnya pernah diputar di Spanyol, Italia, Hongkong, Singapura, Jerman, lima kota di Amerika, empat kota di Australia dan Portugal,” kata sutradara film yang melejit lewat film “Petualangan Sherina”.
Ajang film internasional yang memutar “Laskar Pelangi” antara lain di Barcelona Asian Film Festival 2009 di Spanyol, Singapore Internasional Film Festival 2009, 11th Udine Far East Film Festival di Italia, dan Los Angeles Asia Pacific Film Festival 2009 di Amerika Serikat.
Riri mengatakan Laskar Pelangi juga akan diputar di Pusan International Film Festival 2009 pada Oktober mendatang.
Sejak dibuat tahun 2008, “Laskar Pelangi” telah meraih penghargaan internasional antara lain The Golden Butterfly Award untuk kategori film terbaik di Internasional Festival of Films for Children and Young Adults di Hamedan, Iran.
“Laskar Pelangi” masuk nominasi kategori film terbaik di Berlin Internasional Film Festival 2009, pada Asian Film 2009 di Hong Kong, dan editor filmnya yaitu W. Ichwandiardono menjadi nominator untuk kategori editor terbaik. (nab/nta)
Prequel yang Ingin Mengulang Sukses Induknya
In FILM on 14 September 2009 at 1:42 PMoleh Prima Sp Vardhana
DALAM peta perfilman dunia, serial Star Trek merupakan salah satu serial film televisi legendaries. Film seri Star Trek pertama yang lebih dikenal sekarang sebagai Star Trek: The Original Series pertama ditayangkan di Amerika Serikat di tahun 1966. Serial ini menceritakan tentang petualangan pesawat ruang angkasa USS Enterprise (NCC-1701) dengan awak Kapten James T. Kirk (dimainkan oleh William Shatner), Commander Spock yang berasal dari planet Vulcan (Leonard Nimoy), doktor Leonard McCoy (DeForest Kelley) dan lain-lain.
Ironisnya saat pertama disiarkan serial ini kurang populer dan memikat masyarakat Amerika. Sehingga setelah tiga tahun tayang, studio televisi NBC menghentikan musim tayangnya. Anehnya, setelah dibatalkan ketenaran serial ini melambung. Karena biaya produksi yang mahal, studio NBC menjual hak siar kepada stasiun-stasiun lokal. Di sinilah Star Trek mengalami kebangkitan kembali dan banyak orang menjadi penggemar setia. Demikian pula yang dialami versi animasinya yang mulai tayang pada 1973, dengan tokoh-tokoh yang sama dan disuarai oleh aktor aslinya. Serial yang bertahan selama dua tahun ini dinamai Star Trek: The Animated Series.
Pada tahun 1978, seri televisi ini direncanakan kembali dihidupkan dengan judul dalam seri Star Trek: Phase II. Tokoh Kapten Kirk akan kembali diperankan aktor Shatner, tetapi Nimoy menolak kembali memerankan sosok Spock. Sehingga karakter mahluk Vulcan yang sangat penting di serial ini digantikan oleh sosok Xon (David Gautreaux). Juga tambahan satu karakter lain, Ilia dari Planet Delta (Persis Khambatta).
Sebelum rencana ini sempat direalisasi, George Lucas meluncurkan film Star Wars yang meledak di seluruh dunia. Pihak produser Star Trek memutuskan membanting kemudi. Mengolah skenario untuk seri televisi menjadi film layar lebar dan Robert Wise dipercaya sebagai sutradaranya. Film yang diproduksi taun 1979 ini judulnya diubah menjadi Star Trek: The Motion Picture.
Dalam film ini Gautreaux mendapat peran kecil, sementara Khambatta tetap memainkan sosok Ilia. Semua aktor utama dari film televisi kembali memainkan perannya masing-masing. Itu termasuk Nimoy. Film ini meraih sukses di box office dan dilanjutkan dengan film-film berikutnya. Hingga tahun 2005 sudah ada sepuluh judul termasuk film pertamanya.
Sembilan judul lainnya adalah Star Trek: The Wrath of Khan (1982/Karya Nicholas Meyer), Star Trek: The Search for Spock (1984/ Karya Leonard Nimoy), Star Trek: The Voyage Home (1986/ Karya Leonard Nimoy), Star Trek: The Final Frontier (1989/ Karya William Shatner), Star Trek: The Undiscovered Country (1991/ Karya Nicholas Meyer), Star Trek: Generations (1994 Next Generation/ Karya David Carson), Star Trek: First Contact (1996 Next Generation/ Karya Jonathan Frakes), Star Trek: Insurrection (1998 Next Generation/ Karya Jonathan Frakes), Star Trek: Nemesis (2002 Next Generation/ Karya Stuart Baird).
Serial Televisi
Sedangkan pada tahun 1987, waktu produksi antara film keempat dan kelima, sebuah seri televisi Star Trek lain diproduksi. Serial berjudul Star Trek: The Next Generation yang dibintangi oleh awak berbeda itu mengisahkan tentang sepak terjang awak Enterprise NCC-1701-D dengan Kapten Jean-Luc Picard (Patrick Stewart) dan commander Will Riker (Jonathan Frakes). Setting waktunya sekitar satu abad setelah seri pertama. Seri ini bertahan selama tujuh tahun.
Pada tahu 1993, serial sama berudul Star Trek: Deep Space Nine mulai tayang. Serial ini mengisahkan sebuah stasiun ruang angkasa yang dipimpin Kapten Benjamin Sisko (Brooks Avery). Stasiun ini terletak di dekat Planet Bajor dan sebuah lubang cacing yang menuju ke kuadran gamma (yaitu perempat bagian lain dari galaksi bima sakti – digambarkan bahwa bumi terletak di kuadran alpha). Posisi itu membuat banyak spesies alien mampir ke bumi, sehngga konflik di antara mereka tak dapat dihindari. Seperti pendahulunya, seri ini juga ditutup setelah tujuh tahun.
Sedangkan serial Star Trek: Voyager yan mulai tayan pada 1995 dan berakhir tujuh tahun kemudian, menggambarkan perjalanan pesawat ruang angkasa USS Voyager NCC-74656 yang dpimpin Kapten Kathryn Janeway (Kate Mulgrew) yang terlempar ke kuadran delta (yaitu perempat bagian lain dari galaksi bima sakti) oleh suatu kekuatan alien. Pesawat Voyager ini sepanjang serialnya terikat dalam satu tematis yaitu mencari jalan kembali ke bumi.
Serial ke-5 dari franchise Star Trek ini tetap meneruskan semangat penjelajahan dan penemuan nilai-nilai baru yang dimulai sejak ST:TOS. Salah satu nilai dan tatanan masyarakat lama yang didobrak adalah diangkatnya seorang perempuan menjadi kapten kapal, suatu hal yang sama tabu-nya dengan adegan ciuman-antar ras yang dilakukan antara Kapten Kirk (seorang lelaki kulit putih) dengan Letnan Uhura (seorang perempuan kulit hitam) pada tahun 1960-an di dalam salah satu episode ST:TOS.
Seri terakhir yang diproduksi adalah Star Trek: Enterprise (pada mulanya disebut sebagai Enterprise saja). Serial ini mengisahkan tentang petualangan pesawat Enterprise NX-01 di bawah pimpinan Kapten Jonathan Archer (Scott Bakula). Seri ini adalah prekuel seri pertama ST:TOS, dengan latar belakang waktu sekitar satu abad sebelumnya. Mulai ditayangkan tahun 2001 dan terakhir ditayangkan pada tahun 2005. Pada awalnya serial ini memiliki rating yang tinggi sampai akhirnya terus menurun hingga musim tayang ke-3. Kondisi ini membuat Paramount Pictures memutuskan untuk menghentikan serial ini setelah musimtayang ke-4 dengan jumlah keseluruhan 98 episode.
Film Prekuel
Versi layar lebar ke-11 yang digarap JJ Abrams ini adalah prekuel yang berkisah tentang pertemuan dua pamungkas “Star Trek”, Kapten Kirk dan Mr. Spock muda. Adegan dibuka dengan penyerangan USS Enterprise oleh bangsa Romulan. Penyerangan ini mengakibatkan Kapten George Kirk tewas. Dua puluh lima tahun kemudian, James Tiberius Kirk (Chris Pine) memutuskan bergabung bersama Starfleet, atas dorongan dari Kapten Pike (Bruce Greenwood). Dalam perjalanan, ia bertemu Leonard Mc Coy (Karl Urban), yang frustasi karena baru bercerai dan tak punya tempat tujuan lagi.
Pada masa pendidikan sebagai kadet, Kirk berhasil dalam simulasi ujian yang diciptakan Spock (Zachary Quinto). Sukses Kirk itu membuat Spock merasa dicurangi. Pasalnya sebelumnya belum ada yang bisa melampaui tes buatannya itu, sehingga Spock membawa kasus ini ke hadapan anggota dewan. Di sinilah pertama kali Kirk dan Spock bertemu dan langsung perang dingin. Selanjutnya, USS Enterprise NCC- 1701 harus menghadapi perlawanan dari bangsa Romulan dari masa depan, yang dipimpin oleh Nero (Eric Bana).
Dalam film itu kru Enterprise lain juga hadir lengkap, seperti Letnan Uhura (Zoe Saldana) yang punya kisah tersendiri dengan Spock, Montgomery Scott (Simon Pegg) yang menciptakan teleportasi, Chekov (Anton Yelchin) yang bertindak sebagai ahli navigasi sekaligus kru termuda, dan Sulu (John Cho) yang mahir melakukan manuver hebat dalam pertempuran.
Film yang menelan dana produksi sekitar 150 juta dolar AS ini menguntai kisahnya dengan sederhana. Penggalan alur cerita di awal yang terus maju, menyiratkan kalau Abrams tak ingin berbasa-basi. Selanjutnya, twist adegan tak dapat dihindarkan. Mengingat konstelasi ruang dan waktu tak berlaku buat “Star Trek”. Tak heran jika projek ini disebut-sebut sebagai pekerjaan mahaberat bagi Abrams. Mengingat “Star Trek” adalah adalah franchise terpopuler sepanjang masa, dan satu-satunya serial orisinil yang memiliki spin-off terbanyak sepanjang sejarah pertelevisian dunia (versi Guiness Book of World Records). Sedikit saja cela dalam reboot “Star Trek”, Trekkies (sebutan untuk penggemar Star Trek) yang tersebar di seluruh dunia bisa mencibir habis-habisan.
Ide prekuel ini sebenarnya sudah pernah dicetuskan Roddenberry di tahun 1968 saat menghadiri World Science Fiction Convention di Amerika. Sepeninggal Roddenberry, baru pada 2005 ide tersebut mencuat lagi saat Paramount Pictures menggaet J.J. Abrams, dua rekannya yaitu penulis Roberto Orci dan Alex Kurtzman (yang saat itu sedang menggarap “Mission Impossible III”), serta produser Damon Lindelof dan Bryan Burk untuk membuat reboot-nya.
Dengan kombinasi semacam itu (Orci-Lindelof yang Trekkie, serta Abrams-Kurtzman yang juga penggemar meski kasual), “Star Trek” mampu menarik penonton muda, tanpa harus terlibat lebih dalam dengan seri-seri sebelumnya.
Seperti rumor sebelumnya, film ganjil “Star Trek” selalu mendapat respons penonton yang lebih bagus, daripada yang bernomor genap. Dan Star Trek: The Fuue Begins merupakan seri ganjil. Kira-kira, respons apa ya yang akan didapat? Well, cukup bersantai, kencangkan sabuk pengaman, dan Anda akan dibawa Abrams berpetualang ke bagian lain semesta.
DATA FILM
JUDUL: Star Trek: The Future Begins
JENIS FILM: Eksen Fiksi Pengetahuan
SUTRADARA: JJ Abraham
PENULIS SKENARIO: Roberto Orci & Alex Kurtzman
PRODUKSI: Paramount Pictures
DURASI : 127 menit (2 jam 7 menit)
BATAS USIA: PG-13 (Remaja Wajib Didampingi Orang Tua)
BINTANG: Chris Pine (James T. Kirk), Zachary Quinto (Spock), Leonard Nimoy (Spock Prime) Eric Bana (Nero), Bruce Greenwood (Capt. Christopher Pike), Karl Urban (Bones), Zoe Saldana (Nyota Uhura), Simon Pegg (Montgomery Scott), John Cho (Lt. Hikaru Sulu), Anton Yelchin (Pavel Chekov), Ben Cross (Sarek), Winona Ryder (Amanda Grayson), Chris Hemsworth (George Kirk), Jennifer Morrison (Winona Kirk), Rachel Nichols (Gaila)
Angels and Demons, dendam Masa Kelam Gereja
In Berita, FILM on 18 Juni 2009 at 12:06 AMoleh Prima Sp Vardhana
VATIKAN terancam musnah. Pemimpin gereja Katolik Vatican, Paus, meninggal dunia. Para kardinal sedang bersiap mengadakan conclave, sebuah rapat tertutup untuk memilih Paus yang baru. Tapi keempat orang kandidat utama justru diculik oleh sebuah kelompok misterius, Iluminati. Pada hari yang sama, tabung berisi antimatter itu sudah berada di bawah kota Vatican dan siap meledak dalam 24 jam. Kelompok ini jugalah yang bertanggung jawab atas pencurian antimatter dan rencana peledakan Vatikan.
Bermil-mil jauhnya dari lokasi ancaman bom antimatter itu, Robert Langdon (Tom Hanks), seorang simbologis dari Amerika, baru saja menyelesaikan beberapa putaran dari olahraga berenangnya, ketika seorang utusan khusus dari Vatikan meminta pertolongannya. Sebelumnya Robert memang sudah banyak menulis tentang kisah-kisah dibalik gereja Vatikan. Pengetahuannya tentang kelompok rahasia yang sudah menghilang selama 400 tahun itu menjadikannya sebagai orang satu-satunya yang bisa mengungkapkan pelaku dibalik ancaman bom yang bakal meluluhlantahkan Vatikan. Baca entri selengkapnya »
‘JAMILA DAN SANG PRESIDEN’, Kisah Nyata Perdagangan Perempuan
In FILM on 29 April 2009 at 12:56 AM
Seorang perempuan bernama Jamila (Atiqah Hasiholan) tiba-tiba menjadi headline di semua pemberitaan nasional. Ia mengaku membunuh seorang pejabat tinggi negeri dan menolak mengajukan pengampunan hukuman mati dari Presiden.
Jamila dimasukkan dalam penjara yang dipimpin oleh seorang sipir perempuan yang sangat ditakuti, Ibu Ria (Christine Hakim). Di penjara inilah cerita Jamila bergulir, membuka sebuah luka bernama perdagangan manusia yang dialami oleh Jamila dan jutaan anak di Indonesia. Selama ini Jamila mencari adiknya yang terjerat dalam sindikat prostitusi anak, yang akhirnya mengantar Jamila ke penjara.
Persidangan Jamila menjadi panas dan semakin kontroversial dengan kemunculan kepala golongan fanatik (Fauzi Baadilah) yang mati-matian menentang pengampunan dari Presiden. Konflik di dalam penjara dengan Ibu Ria makin meruncing, sementara tekanan dari luar juga menjadi tidak tertahankan. Jamila semakin terpuruk, hukuman matinya semakin dekat.
Ide cerita JAMILA DAN SANG PRESIDEN berawal dari tiga tahun yang lalu, UNICEF meminta Ratna Sarumpaet, sutradara teater handal yang juga aktivis perempuan, untuk menjalankan sebuah penelitian mengenai woman trafficking di Indonesia. Ratna berkelana ke Batam, Solo, Indramayu, Surabaya, dan kota-kota di Kalimantan, merekam beragam cerita dari ratusan ribu korban perempuan yang kemudian disatukannya dalam sebuah pementasan teater yang sangat membuka mata. Dua ratus ribu anak di bawah umur diperdagangkan di Indonesia setiap tahunnya untuk alasan yang sangat menyedihkan, kemiskinan dan kurangnya pendidikan.
Kedahsyatan tema dan kedalaman kebenaran yang diusung oleh pementasan teater JAMILA DAN SANG PRESIDEN menghasilkan pengakuan positif dari berbagai khalayak. Mata penonton basah, kepala-kepala tertunduk, kisah Jamila begitu mewakili hingga terbawa dan terus dikenang. Cerita ini harus diteruskan, JAMILA DAN SANG PRESIDEN dikonversikan menjadi sebuah media yang lebih bisa menjangkau berbagai lapisan masyarakat, yakni melalui sebuah film. (kom)
Pemain: Atiqah Hasiholan, Christine Hakim, Adjie Pangestu, Marcellino Lefrand, Surya Saputra, Fauzi Baadilah.
‘JAMILA DAN SANG PRESIDEN’, Kisah Nyata Perdagangan Perempuan
In FILM on 29 April 2009 at 12:56 AM
Seorang perempuan bernama Jamila (Atiqah Hasiholan) tiba-tiba menjadi headline di semua pemberitaan nasional. Ia mengaku membunuh seorang pejabat tinggi negeri dan menolak mengajukan pengampunan hukuman mati dari Presiden.
Jamila dimasukkan dalam penjara yang dipimpin oleh seorang sipir perempuan yang sangat ditakuti, Ibu Ria (Christine Hakim). Di penjara inilah cerita Jamila bergulir, membuka sebuah luka bernama perdagangan manusia yang dialami oleh Jamila dan jutaan anak di Indonesia. Selama ini Jamila mencari adiknya yang terjerat dalam sindikat prostitusi anak, yang akhirnya mengantar Jamila ke penjara.
Persidangan Jamila menjadi panas dan semakin kontroversial dengan kemunculan kepala golongan fanatik (Fauzi Baadilah) yang mati-matian menentang pengampunan dari Presiden. Konflik di dalam penjara dengan Ibu Ria makin meruncing, sementara tekanan dari luar juga menjadi tidak tertahankan. Jamila semakin terpuruk, hukuman matinya semakin dekat.
Ide cerita JAMILA DAN SANG PRESIDEN berawal dari tiga tahun yang lalu, UNICEF meminta Ratna Sarumpaet, sutradara teater handal yang juga aktivis perempuan, untuk menjalankan sebuah penelitian mengenai woman trafficking di Indonesia. Ratna berkelana ke Batam, Solo, Indramayu, Surabaya, dan kota-kota di Kalimantan, merekam beragam cerita dari ratusan ribu korban perempuan yang kemudian disatukannya dalam sebuah pementasan teater yang sangat membuka mata. Dua ratus ribu anak di bawah umur diperdagangkan di Indonesia setiap tahunnya untuk alasan yang sangat menyedihkan, kemiskinan dan kurangnya pendidikan.
Kedahsyatan tema dan kedalaman kebenaran yang diusung oleh pementasan teater JAMILA DAN SANG PRESIDEN menghasilkan pengakuan positif dari berbagai khalayak. Mata penonton basah, kepala-kepala tertunduk, kisah Jamila begitu mewakili hingga terbawa dan terus dikenang. Cerita ini harus diteruskan, JAMILA DAN SANG PRESIDEN dikonversikan menjadi sebuah media yang lebih bisa menjangkau berbagai lapisan masyarakat, yakni melalui sebuah film. (kom)
Pemain: Atiqah Hasiholan, Christine Hakim, Adjie Pangestu, Marcellino Lefrand, Surya Saputra, Fauzi Baadilah.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.